SUARAPGRI - Assalamualaikum wr wb dan salam sejahtera untuk kita semua. Berita dan informasi terbaru terkait kasus pemukulan guru yang terjadi di sulsel beberapa waktu yang lalu. Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulsel, Wasir Thalib saat ini terancam dilaporkan pidana ke Polisi. Wasir dinilai telah melontarkan pernyataan yang tidak pantas terhadap pelaku MA.
Arfan, pengacara tersangka Adnan, ayah MA yang juga terseret di kasus pemukulan guru menyebutkan pernyataan Wasir Thalib tidak mencerminkan sikap sebagai pendidik.
Wasir juga mengimbau semua sekolah di Sulsel untuk tidak menerima MA dan pernyataan tersebut dinilainya adalah pelanggaran pidana.
"Dia berkoar-koar di media sosial dengan melarang semua sekolah di Sulsel untuk tidak menerima MA jika ingin melanjutkan pendidikannya. Itu adalah tindakan yang diskriminasi verbal," ujar Arfan, Kamis (6/10/2016).
Ketua Himpunan Advokad Muda Indonesia (HAMI) tersebut juga menyatakan, Wasir selaku tenaga pendidik semestinya mendorong agar kasus tersebut diselesaikan dengan cara kekeluargaan, bukan dengan berkoar-koar di media sosial.
"Dia kan pendidik, ruang lingkup kerjanya anak-anak, semestinya kasus itu jangan diekspos, akan tetapi diselesaikan secera kekeluargaan dengan duduk bersama bukan dengan ngomong seenaknya saja," pungkasnya.
Arfan juga menyebutkan, saat ini pihaknya tengah merampungkan persiapan untuk memasukkan laporan ke Polda Sulsel. Hanya saja Arfan belum memberi kepastian kapan laporan tersebut akan dimasukkan.
"Kami pasti akan melaporkannya, bisa jadi di Polda tapi untuk saat ini masih sementera merampungkan legal opini," tutur Arfan.
Sementara itu Wasir Thalib yang dikonfirmasi menanggapi biasa saja rencana dilaporkannya dirinya. Ia menyebutkan hal tersebut semestinya tidak dipersoalkan, sebab menurut Wasir, banyak hal yang lebih berat dan lebih penting.
"Banyak hal yang berat tapi semua orang punya hak, hak orang jika ingin menuntut," pungkas Wasir.
Wasir juga menyebutkan kalimat yang disampaikannya tersebut bukan merupakan kalimat atas nama pribadi, akan tetapi kalimat yang diucapkan sebagai seorang ketua PGRI Sulsel. Ia pun mengaku siap menghadapinya, sebab pernyataan tersebut disetujui oleh PB PGRI.
"Itu pernyataan selaku ketua PGRI Sulsel, saya juga sudah komunikasikan ke PB dan juga setujui itu. PGRI bukan organisasi kecil tapi merupakan organisasi yang besar," ungkapnya.
Wasir juga berkilah, kalimat yang disampaikan tersebut bukan sepenuhnya berasal dari dirinya. Ia menceritakan awal mula munculnya pernyataan tersebut saat siswa SMKN 2 Makassar saat ramai-ramai mendatangi Mako Polsek Tamalate.
Saat itu para siswa ingin menghakimi MA dan orangtuanya. Wasir mengaku datang dan berusaha untuk meredam tindakan anarkis para siswa SMKN 2 Makassar.
"Setelah kejadian, besoknya saya ke Polsek Tamalate melihat apakah MA dan orangtuanya ada dalam sel. Setelah itu jumpa pers, majulah siswa menyampaikan pernyataan sikap bahwa kami tidak terima lagi MA di SMK 2 dan meminta tidak ada sekolah terima di Sulsel. Kami PGRI hanya menyetuji pernyataan siswa itu," jelasnya.
SILAHKAN DOWNLOAD APLIKASI SUARA PGRI LANGSUNG DI HP ANDA MELALUI PLAYSTORE DAN DAPATKAN INFORMASI TERBARU DARI KAMI SEPUTAR BERITA PENDIDIKAN, GURU, PNS, TENAGA HONORER, DAN CPNS DISINI>>
sumber : news.rakyatku.com
Demikian berita dan informasi kasus pemukulan guru di sulsel yang kami bagikan. Semoga bermanfaat untuk bapak/ibu guru dan tenaga pendidik semua. Terima kasih telah setia bersama suarapgri.com, situs berita pendidikan terupdate.
0 Komentar untuk "BELUM JUGA TUNTAS! KASUS SISWA PUKUL GURU, KETUA PGRI SULSEL BAKAL IKUT DIPOLISIKAN, BERIKUT KRONOLOGISNYA"